Kamis, 28 Mei 2009

Kerja Yang Bukan Sekedar “Kerja”


Kerja Yang Bukan Sekedar “Kerja

TEC_TEHNIK -
Apakah anda sudah puas dengan kerjaan sekarang? Bila tidak, mungkin anda merupakan salah satu dari orang yang selama ini merasakan kerja enak dengan segala fasilitas serta gaji (kalau bisa) besar, hanyalah sebuah impian yang sangat sulit untuk diwujudkan. Kalau memang benar seperti ini, apakah ini sudah menjadi jalan buntu bagi kita? Ternyata belum tentu.

Namun, bila anda menjalani kerja ini dengan “kenyamanan” dan merasa tidak berdaya untuk menghadapinya, apakah anda perlu menyerah begitu saja? Atau harus mencari pekerjaan lain? Banyak cara yang harus anda lakukan, namun tetap dengan pertimbangan paling realistis.

Keadaan “susah” tadi memang tidak menguntungkan, mungkin saat-saat kerja yang terjadi merupakan sesutau yang benar-benar merugikan, secara fisik dan psikis dari anda. Bahkan, ekitar 50 persen kerja yang telah anda lakukan, tidak terlalu menyenangkan. Dengan kerja 8 jam sehari, alias 40 jam seminggu namun dengan kondisi yang sekitar 50 persen tidak menyenangkan, akan merugikan.

Dengan keadaan seperti ini, akan banyak yang dirugikan. Anda mungkin akan merasa banyak kerugian, sementara perusahaan juga mengalami hal serupa. Lalu apa yang harus kita lakukan, meninggalkan pekerjaan dan menggaet yang baru, atau mungkin anda akan memperbaiki pekerjaan yang sudah ada saat ini.

Memikirkan kembali apa yang harus kita kerjakan memang perlu dilakukan. Soalnya, kerja bukanlah hanya sebuah rutinitas yang hanya mengerjakan sesuatu tanpa ada perasaan menyenangkan. Kondisi ini pasti akan berbeda ketika kita mengerjakan sesuatu dengan perasaan menyenangkan. Bahkan, saat berangkat ke tempat kerja sudah disertai dengan perasaan seperti itu, akan membuat hasil kerja kita sangat produktif.

Nah, untuk mengubah cara-cara ini memang bukan perkara gampang. Bahkan, banyak yang harus kita lakukan misalnya menganggang bahwa kerja, bukan cuma sekedar kerja, tetapi menempatkan aktifitas kita itu sebagai bagian dari kehidupan

UPAYA MENEMUKAN KARIR TERBAIK


ARTIKEL DUNIA KERJA: UPAYA MENEMUKAN KARIR TERBAIK


SIPES_1403
- Apa karir terbaik yang pernah Anda miliki? Tanpa banyak pikir, Anda mungkin akan ingat ketika pernah mencurahkan seluruh energi dan perhatian pada pekerjaan Anda. Tapi puaskah Anda dengan semua yang Anda lakukan itu? Mungkin tidak. Ini lumrah, karena persoalan menemukan karir terbaik tak pernah lepas dari masalah psikologis yang ada pada tiap profesional.

"Keinginan memiliki karir terbaik selalu melahirkan ketidakpuasan dan hasrat untuk mendapatkan karir yang lebih baik lagi," kata Sallie Hightower, kepala konsultan dari University at Conoco Inc. Demikian ungkap Koran Tempo mengutip Career Journal.

Oleh karena itulah, gambaran mengenai karir terbaik bagi seseorang menjadi begitu penting. Akan tetapi, masalahnya, tidak semua orang bisa dengan mudah menetapkan karir terbaik bagi diri sendiri.

Kenyataan itulah yang mendorong Sallie mencoba mengemukakan sebuah rumusan mengenai karir terbaik. Rumusan itu menyebutkan bahwa karir terbaik dapat dicapai bila tiga komponen utamanya terpenuhi. Ketiga komponen itu adalah Bakat (talent/T), Organisasi (O), dan Kemauan atau gairah (passion/P) yang kemudian ditulis dalam bentuk rumusan T + O + P = Karir Terbaik.

Talent (bakat) yang dimaksudkan disini adalah kemampuan bawaan lahir dan kekuatan yang diperoleh secara alami. Karir terbaik secara tipikal tergambar pada kemampuan ini yang mendorongnya ke ketinggian baru. Dalam kasus tertentu, pengalaman karir terbaik menyebabkan Anda menemukan bakat baru.

Sementara itu, organisasi (O) menggambarkan kebutuhan organisasi perusahaan. Artinya, karir terbaik tidak sepenuhnya murni aktualisasi diri. Suka atau tidak, karir Anda juga tergantung pada organisasi. Anda tidak bisa cuek kepada kebutuhan atasan atau perusahaan Anda, sebab hal itu bisa membahayakan kemampuan Anda untuk memperoleh karir terbaik. Memang, Anda bisa jadi akan memperoleh kesenangan sementara, tetapi nyatanya, atasan Anda akan bertanya, "Apa yang telah Anda kerjakan di sini untuk saya dan perusahaan ini?"

Sallie menggambarkan, begitu kuatnya hubungan ini hingga membentuk aksioma: kontribusi mengantarkan kepuasan, bukan sebaliknya.

Sedangkan passions (gairah) sangat berhubungan dengan hati Anda. Karir terbaik terjadi ketika pekerjaan Anda terasa begitu mengasyikkan, memberikan stimulasi, memikat, menyenangkan dan bahkan memperbudak Anda tanpa terasa. Selain mengikat Anda pada level pekerjaan yang sangat dalam, Anda juga tampaknya masih akan menghabiskan energi setiba di rumah.

Model ini memang mesti lengkap diterapkan. Karir terbaik tidak akan terjadi manakala ada satu bagian yang hilang. Hal ini bisa dilihat dari tiga variasi yang menggambarkan ketidaksempurnaan itu di bawah ini.

Variasi pertama, bakat dan kebutuhan organisasi yang tidak disertai kemauan atau bgairah untuk melakukan pekerjaan, akan membuat semuanya jadi terhenti. Tingginya keterampilan dalam kaitan ini tidak lagi menjamin ketinggian jam terbang. Pada awalnya, mungkin memang menyenangkan. Akan tetapi, jika Anda mengerjakannya terlalu lama, tak akan ada lagi tantangan dalam bekerja. Perasaan yang kemudian muncul adalah kebosanan dan kehampaan. Pekerjaan Anda bisa jadi akan membuat Anda mamu memberikan kontribusi pada perusahaan, tetapi kenyataan ini tidak akan membuat Anda mengisi kembali baterei Anda.

Variasi kedua, tersedia kebutuhan organisasi dan gairah atau kemauan, tetapi tidak ada bakat. Hasilnya adalah tidak ada kompetensi. Dalam bahasa yang kasar, ini berarti bahwa ketika gairah kerja dan kebutuhan organisasi melebihi bakat Anda, maka Anda membutuhkan pengembangan keterampilan.

Tanpa adanya ketrampilan, Anda tidak akan memperoleh karir terbaik yang sudah di depan mata itu. Akan tetapi, begitu Anda meraih keahlian yang dibutuhkan, maka Anda mendapati diri Anda sedang dalam karir terbaik.

Sementara itu, variasi ketiga, yakni bakat dan kemauan tapi tanpa disertai adanya kebutuhan organisasi. Variasi ini akan menghasilkan jabatan sebagai hobi. Anda tentu tahu jenis orang yang berada dalam posisi ini. Dia berbakat super, bergairah kerja tinggi, dan kadang tidak berhubungan dengan organisasi yang dipimpinnya.

Akhirnya, apa yang dilakukan orang tersebut di atas lebih sering berada di luar konteks pekerjaan utamanya. Bagi perusahaan, sebenarnya hal ini tidak akan menguntungkan. Dia akan memiliki pengaruh buruk terhadap ritme kerja rekan kerja lainnya.

Model TOP ini agaknya layak untuk dijadikan bahan pemikiran kita bersama. Dan, ada satu hal yang sangat ditekankan Sallie Hightower yang ahli manajemen SDM ini, yakni bahwa tidak seorang pun mampu menciptakan karir terbaik untuk Anda. Jadi, persiapkanlah karir terbaik bagi diri Anda sedini mungkin.

Awal Sukses Karir Anda


Awal Sukses Karir Anda

TEC_TEHNIK -
Merasa kurang nyaman dengan situasi chaos di tempat kerja? Tak usah bingung berlama-lama. Ada strategi-strategi khusus agar Anda bisa survive dengan sukses. Hasilnya, mau tahu? Rasa percaya diri Anda menguat, karir Anda pun melejit.

Agar Anda meraih sukses dan karir Anda pun melejit, tak ada salahnya Anda simak kiat pakar karir, Susan M. Campbell, Ph.d, dalam bukunya From Chaos To Confidence yang pernah dituangkan Cosmopolitan. Anda simak!

Hasil survey Susan terhadap klien-kliennya yang pernah mengalami chaos dalam pekerjaannya dan lalu bisa sukses mengatasinya. Susan menemukan ada 8 tahap perkembangan sikap dan tindakan yang biasanya dilalui sbb:

- Merasa tak nyaman.
- Menutup mata dan menghindar.
- Berhadapan dengan situasi.
- Melangkah dalam ketidakpastian.
- Memperjelas visi.
- Mencoba kemungkinan baru.
- Membuat keputusan.
- Berintegrasi dengan perubahan.

Dengan mengikuti saran Susan di atas, lalu apa untungnya bagi Anda Berpartisipasi dalam perubahan, menggambarkan bahwa Anda senantiasa berkembang dan mempertajam kemampuan. Jika motivasi utama Anda mencari cara menambah nilai, maka perubahan ini akan dihargai orang lain.

Selain itu, Anda juga akan mendapati bahwa proses belajar merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari Anda. Tentunya Anda akan semakin cerdas, berpengetahuan, berwawasan dan terampil.

Akhirnya, dengan sendirinya Anda mampu mengatasi perubahan berikutnya. Ingat, dunia senantiasa membutuhkan lebih banyak lagi orang yang mampu berada di atas setiap perubahan apapun.

Nah, olahlah setiap konflik menjadi peluang. Sukses bukan datang karena upaya yang mulus. Justru onak dan duri pun membawa Anda menuju sukses. Yang penting, bagaimana Anda mengelolahnya, bukan? Anda setuju?

Mengusir Kelelahan Saat Bekerja


Mengusir Kelelahan Saat Bekerja

SIPES_1403 -
Ketika bekerja sering kita mengalami kelelahan, baik bersifat fisik maupun psikologis. Dalam keadaan seperti itu, produktivitas bisa menurun. Nah, untuk mengusir rasa lelah tersebut beberapa siasat berikut bisa dicoba.

Bersifat positif terhadap pekerjaan. Dalam bekerja hendaknya tetap memelihara antusiasme. Senangi apa yang Anda kerjakan dan kerjakan apa yang Anda senangi.

Bersantai sejenak. Gunakan waktu istirahat untuk rileks dan bersantai. Lakukan olah napas dengan menarik napas dalam-dalam untuk beberapa saat. Ini akan meningkatkan tenaga dan konsentrasi saat bekerja.

Nikmati humor dan tertawa. Bisa dengan membaca buku tentang humor atau anekdot, bisa pula dengan berkelakar bersama teman-teman sekerja. Humor dan tertawa dapat membangkitkan tenaga dan kebugaran. Akan lebih mudah menghadapi pekerjaan dengan senyum ketimbang dengan gerutu.

Bekerja secara sistematis. Buatlah skala prioritas terhadap pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Ini akan membuat Anda tidak terburu-buru dalam bekerja.
Banyak minum air putih. Air putih dapat menimbulkan kesegaran dan memperlancar metabolisme tubuh.

Lakukan aktivitas fisik. Untuk mengendorkan otot-otot yang mulai kaku lakukan gerak badan atau senam ringan, di dalam atau di luar ruang kerja. Bila kantor Anda bertingkat, untuk naik-turun pilihlah menggunakan tangga ketimbang lift.

Cerdas Mengajukan Gagasan


Cerdas Mengajukan Gagasan

TEC_TEHNIK.
Anda mungkin memiliki banyak gagasan untuk memperbaiki cara kerja, tetapi selalu tidak ada tindakan dari level manajemen atasan, bahkan ide Anda banyak yang ditolak atau dirintangi atasan. Anda tentu kecewa dan menggerutu dalam hati.

Masalahnya mungkin terletak pada penerimaan orang lain tentang gagasan Anda. Nah, agar gagasan bisa diterima, ikuti beberapa saran untuk mengajukan gagasan. Anda simak!

Usahakan agar gagasan itu bersifat tulus untuk kepentingan organisasi, bukan untuk kepentingan pribadi. Pikirkan berbagai aspek dan dampaknya. Misalnya, jangan sampai orang lain mencium usaha Anda sebagai upaya menjilat atasan, mencari muka, atau menendang orang lain.

Usahakan agar orang lain merasa bahwa gagasan itu hasil pikiran mereka juga. Dalam hal ini perlu banyak komunikasi dan pendekatan. Gunakan banyak pendekatan pribadi dan informal, terutama dengan atasan, sebab dia akan mau mendengar Anda. Cara menyampaikannya juga harus sopan dan tidak merendahkan dia. Intinya, usahakan agar dia dan rekan-rekan yang lain merasa ikut serta dalam gagasan itu.

Anda harus siap jika kemungkinan gagasan Anda akan diakui oleh atasan Anda sebagai gagasannya. Bersikaplah suportif, sebab dengan cara itu dia juga akan "menggunakan" Anda. Berikanlah gagasan Anda sebaik mungkin untuk mendukung atasan Anda. Barangkali itulah jenjang karir Anda sementara sebelum sampai pada yang tertinggi.

Gunakan data yang baik, obyektif, kalau bisa ada pembanding dengan organisasi lain.

Jadi, dalam organisasi, keberhasilan mengajukan gagasan baru terletak pada cara Anda menggalang kerjasama baik formal maupun informal dengan orang lain, baik itu atasan, rekan maupun bawahan Anda.

Bagaimana, Anda tertarik mencobanya atau Anda punya ide lain? Moga-moga artikel di atas bermanfaat bagi Anda!

KETIKA MOTIVASI BEKERJA MENURUN


KETIKA MOTIVASI BEKERJA MENURUN

Banyak orang menyebut motivasi seperti air laut. Masa pasang surut datang silih berganti sesuai dengan kondisi alam yang terjadi saat itu. Ketika pasang datang, air laut dapat mengangkat apa saja yang ada di permukaan. Bahkan tak jarang melimpahkan airnya ke daratan. Begitu pula ketika surut tiba, semuanya ikut hilang dari permukaan. Nah, motivasi tak ubahnya pasang surut air laut tadi.

Yang berbeda dengan pasang surut air laut tadi adalah dampak dari naik turunnya motivasi. "Motivasi berhubungan langsung dengan semangat kerja seseorang," kata Brian Tracy, konsultan Total Training Network. Saat motivasi naik, semangat bekerja luar biasa untuk menghasilkan yang terbaik. Yang perlu dipahami setiap orang adalah motivasi merupakan rangsangan bagi setiap untuk bekeja lebih baik. Semakin tinggi motivasi seseorang, maka semakin tinggi pula semangat kerja untuk menghasilkan yang terbaik.

Begitu pula sebaliknya ketika motivasi berada pada titik terendah. Apalagi jika sampai terjun bebas ke titik toleransi terendah, bisa-bisa tak ada target yang dapat dicapai. Dalam kondisi seperti ini perlu dicari akar penyebab hilangnya motivasi bekerja. Namun, tak semua orang menyadari mencari akar permasalahan tadi. Bahkan tak jarang mereka makin terpuruk hingga hasil kerja tak memenuhi standar yang ditentukan.

Saat kondisi seperti itu Anda alami ada baiknya menelisik akar permasalahan yang menyebabkan Anda terpuruk dalam kerendahan motivasi. "Cobalah Anda tinjau ulang apa yang telah Anda dapatkan selama ini," kata Brian. Mungkin ada rasa tidak puas dengan pendapatan dari kantor Anda bekerja setelah sekian lama Anda memberikan yang terbaik. Ada baiknya jika Anda memiliki standar pembanding pendapatan dan tanggung jawab Anda dengan orang yang setara dengan Anda.

Dalam hal ini tidak ada yang perlu ditutupi bahwa setiap orang bekerja ingin mendapatkan penghargaan berupa penghasilan tadi. Jika pekerjaan orang dihargai sesuai dengan jerih payah yang dikeluarkan, tentu berdampak positif pada motivasi dirinya untuk bekerja lebih baik. Apalagi jika Anda dituntut tanggung jawab lebih di rumah seperti kehadiran anak. Tak ada yang menyangsikan semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula motivasinya. Dengan begitu seorang karyawan tidak perlu berpikir mencari lahan lain untuk menambah pendapatannya.

Pendapatan memang bukan satu-satunya faktor yang membuat motivasi surut. Keadaan di sekitar tempat kerja yang kurang kondusif ikut berpengaruh. Bagaimana akan bekerja baik jika di rekan-rekan kerja tidak bisa diajak bekerja sama dan fasilitas kerja yang minim. Dalam keadaan seperti ini sulit mengharapkan karyawan bekerja sesuai standar yang diminta. Kondisi ini makin parah manakala Anda menjalankan pekerjaan yang itu itu saja tanpa ada rotasi yang proporsional.

Setiap orang hendaknya menyadari daya konsentrasi dan ketahanan diri. Ini penting untuk mengetahui pada tahap mana kejenuhan Anda hadir. Saat rasa jenuh itu biasanya menyebabkan seseorang tidak memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu. Nah, pada tahap seperti ini hendaknya pandai-pandai mencari cara menyelesaikan pekerjaan dengan pola baru. "Tidak ada salahnya Anda mencoba hal baru sepanjang hasilnya positif," kata Brian.

Dengan menghadirkan suasana dan pola kerja baru, motivasi Anda akan terangsang dengan sendirinya karena menemukan tantangan baru. Dengan begitu semangat yang sempat turun akan bangkit dengan sendirinya. Biasanya hal ini tanpa disadari berjalan begitu saja mengikuti hal-hal baru. Dan tak ada salahnya anda mencari mitra kerja baru sejauh tidak mengganggu sistem yang sudah ada.

Selain itu motivasi biasanya berhubungan dengan sebuah target yang hendak dicapai. Target jangka pendek seringkali berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Sedangkan target jangka panjang berbentuk visi dan tujuan hidup secara keseluruhan. Orang yang memiliki tujuan hidup jelas, biasanya termotivasi untuk meraihnya. Ada sesuatu yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu. Dengan begitu motivasi akan muncul untuk mewujudkan tujuan tadi.

Jika setiap orang memahami permasalahan dirinya, maka dengan mudah melakukan identifikasi persoalan hingga merumuskan satu jawaban. Motivasi yang diyakini sebagai stimulus diri pun perlu dirumuskan kapan dalam kondisi pasang dan kapan berada di titik surut. Faktor luar memang berperan memotivasi diri, tapi faktor dalam diri seseorang tak bisa diabaikan begitu saja. Bahkan pada beberapa orang faktor dalam diri menjadi faktor mutlak naik turunnya motivasi. (GCM/KT)



3 Langkah Halau Kebosanan Kerja


Dunia Kerja: 3 Langkah Halau Kebosanan Kerja


GloriaNet -
Bosan kerja memang sering menghinggapi Anda yang sedang berkarir. Penyebabnya pun beragam. Mungkin saja pekerjaan tersebut sudah tidak lagi menantang dan menjadi suatu rutinitas yang begitu mudah dan cepat diselesaikan. Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri "Apa yang bisa Anda kerjakan selanjutnya?" Anda mulai merasa seperti 'tidak ada kerjaan', dan bertambah bodoh.

Sementara itu rekan kerja lainnya mengalami kelebihan beban pekerjaan dan pekerjaan mereka bukanlah bidang yang Anda kuasai. Kalau pun Anda menawarkan bantuan, rekan kerja Anda mungkin bingung untuk memberikannya.

Menghadapi situasi demikian, secara normal Anda tentu merasa 'tidak enak hati' dan tidak jarang timbul rasa bersalah, baik pada diri sendiri, rekan kerja, maupun pada perusahaan. Memang Anda bisa saja menyiasati hal ini dengan berpura-pura sibuk, tapi sampai kapan? Bagaimana kalau ketahuan lalu ditegur oleh atasan Anda, bukankah hal ini memalukan? Kalaupun atasan memang mengetahui hal ini tetapi tidak menegur, tetap saja hati nurani kita yang menegur. Jika atasan Anda tahu akan kondisi yang Anda hadapi bisa jadi atasan Anda tersebut memberikan pekerjaan lain yang mungkin bukan bidang yang Anda kuasai dan Anda tidak menyukai pekerjaan tersebut.

Lantas langkah apa yang harus Anda lakukan? Berikut Anda simak 3 langkah yang diperkenalkan e-psikologi:

Langkah positif
Jika Anda merasa sudah sangat nyaman bekerja di perusahaan yang sekarang ini, dan Anda merasa bahwa jika Anda harus pindah kerja berarti harus melalui proses adaptasi lagi, maka langkah terbaik adalah mengembangkan kemampuan diri Anda pada bidang lain sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan atasan Anda.

Suka atau tidak, Anda pelajari saja semua pekerjaan yang diberikan oleh atasan Anda tersebut. Tentu saja semua itu harus dilakukan dengan pikiran positif bahwa Anda dapat memperkaya keahlian dan kemampuan Anda yang sudah ada, dan akan menjadi nilai tambah bagi diri Anda, jika suatu hari nanti Anda dipromosikan ke jabatan baru atau pada saat Anda melamar pekerjaan di tempat lain.

Jika memang Anda tidak diberikan tugas-tugas tambahan oleh atasan Anda, karena mungkin dia tidak tahu bahwa Anda sedang "tidak ada kerjaan" maka cobalah secara proaktif Anda datang kepada atasan Anda tersebut untuk menjelaskan keadaan yang sedang Anda alami dan cari jalan keluarnya bersama-sama.

Langkah netral
Jika ternyata tugas-tugas Anda memang sudah terselesaikan dengan baik dan Anda masih saja merasa bahwa Anda kurang beban ditambah lagi atasan Anda tidak tahu harus memberikan tugas apa lagi untuk Anda, maka demi menjaga agar Anda tetap mempunyai kegiatan kerja, maka Anda harus senantiasa memberikan bantuan pada rekan lain yang sedang kelebihan beban kerja. Meskipun bidang pekerjaan mereka tidak Anda kuasai, Anda bisa membantu sebagian dari pekerjaan mereka, misalnya administrasi pekerjaan tersebut.

Langkah ekstrim
Bila kedua alternatif di atas tetap tidak memuaskan Anda dan ditambah lagi bahwa Anda merasa mempertahankan pekerjaan yang ada sekarang sudah tidak banyak gunanya karena hanya akan membuat Anda merasa bertambah bodoh dan semakin bodoh, maka itu artinya Anda harus bersiap untuk keluar dan mulai mencari atau melamar pekerjaan diperusahaan lain. Langkah ini harus Anda tempuh sebelum kejenuhan tersebut membuat Anda menjadi stress dan kemudian mengalami depresi.

Bagaimana, apakah saat ini Anda sedang bosan dalam bekerja? Tips di atas dapat membantu Anda dan selamat mencoba! (GCM/SW)

Penyebab Kegagalan Orang pintar


Dunia Kerja: Penyebab Kegagalan Orang pintar


GloriaNet - Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor 'lucky', banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka. Coba simak: * Kurang ketrampilan sosial Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang memiliki intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh dengan banyak berlatih. * Tidak cocok Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat, kepentingan, keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda. Bila Anda merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku pekerjaan dan menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi beberapa orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang berani diambil. * Tidak ada komitmen Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang kuat untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda harus yakin bahwa Anda bisa melakukannya. * Kurang fokus Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya tidak melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan prioritas, dan susun organisasi usaha Anda. * Kurang menyadari rintangan Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur, diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan masa depan Anda. * Kemalangan Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus Anda alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu, namun selalu ada jalan untuk memperbaikinya. Pada akhirnya, kegagalan bukanlah 'jalan buntu' untuk mencapai sukses. Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai kegagalan dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan bisa menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari sebuah kegagalan. (GCM/Astaga!-*)

Asah Inner Beauty, Menebar Pesona


Dunia Kerja: Asah Inner Beauty, Menebar Pesona


GloriaNet - Coba perhatikan teman-teman di lingkungan kantor anda, siapa yang memiliki inner beauty? Emangnya gimana sih orang yang punya inner beauty itu? Mereka yang memiliki inner beauty, secara fisik mungkin biasa-biasa saja atau katakanlah nilainya cuma rata-rata, tapi ada pesona lain yang ia tebarkan. Sehingga penampilannya secara keseluruhan terlihat lebih menarik.

Memang tak dapat dipungkiri, pesona pada diri seseorang seringkali bersumber dari fisik. Artinya anda yang berwajah ganteng, cantik, bertubuh proporsional plus ditunjang pakaian dan penampilan yang keren, akan terlihat menarik. Tapi pesona lahir seperti ini akan luntur manakala tidak didukung oleh pesona dari dalam. Pesona dari dalam itu antara lain intelektual dan perilaku menyangkut etiket dan tata krama menghadapi orang lain. Pesona dari dalam inilah yang kerap disebut kharisma atau ‘inner beauty’.

Memang, inner beauty bukan monopoli kaum hawa aja. Coba aja anda lihat mereka cowok cewek yang penampilannya terlihat keren dan oke dari luar, nggak terlihat menarik lagi ketika otaknya ‘adem’ dan kelakuannya ‘nol’. Mungkin cukup sulit ya kalau anda harus menemukan orang yang menarik mulai dari fisik, intelektual dan perilakunya. Mungkin setelah berpikir keras, anda baru bisa menyebutkan satu atau dua nama rekan kantor anda.

Emang sih memoles daya tarik lahir jauh lebih mudah daripada daya tarik batin. Karena memoles daya tarik lahir bisa dilakukan secara instant dan asal mau ‘membayar’. Bagi cewek-cewek yang merasa penampilannya kurang oke, asal rajin ke salon, poles sana poles sini bisa berubah jadi ‘cling’. Begitu juga bagi yang cowok, asal mau ‘ngerawat’ body, misalnya rajin fitness hingga bodynya ‘berisi’ plus dibalut pakaian yang bagus, secara fisik ia akan tampil menarik.

Tapi ternyata menarik secara lahir saja tidaklah cukup untuk membuat anda tampil sebagai sosok yang mempesona. Dalam hal ini bukan berarti cuma mempesona lawan jenis, tapi mempesona setiap orang yang melihat dan berbicara dengan anda. Jika anda ingin tampil sebagai pribadi yang mempesona luar dalam dan lahir batin, anda membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Tapi jangan cemas, pada dasarnya, semua orang berpotensi untuk memiliki ‘inner beauty’. Asal anda mau mengasahnya anda akan memiliki ‘inner beauty’ dan tampil sebagai sosok yang lebih mempesona.

Lalu, gimana cara ngasah inner beauty? Menurut para psikolog, pertama-tama yang harus anda lakukan adalah berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Berpikir positif diyakini dapat membuat wajah anda lebih bersinar karena apa yang ada di dalam hati dan pikiran anda, akan terpancar di wajah dan mata anda. Makanya jangan sekalipun menyesali kekurangan diri anda. Tapi lebih baik berpikir positif bahwa manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan hendaknya kelebihan yang ada dapat menutupi kekurangan pada diri anda.

Kemudian asahlah intelektual anda. Dengan wawasan dan pengetahuan yang luas, akan membuat anda memiliki nilai plus di mata rekan-rekan. So pasti anda pun akan terlihat lebih menarik. Selain itu jangan lupa untuk selalu mensyukuri nikmat apapun yang anda peroleh. Karena rasa syukur yang tulus membuat batin anda lebih tentram. Dan ini akan memberi pancaran tersendiri di wajah anda.

Rasa syukur juga membuat anda terhindar dari rasa iri dan dengki. Anda tidak akan merasa ‘keki’ dengan keberhasilan dan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya anda akan turut merasa bahagia bila melihat orang lain bahagia. Dan biasakanlah untuk mengulurkan bantuan bagi orang yang membutuhkan. Tentu saja anda harus melakukannya dengan ikhlas.

Hal yang tak kalah penting adalah ‘senyum’. Karena dengan senyum dapat meluluhkan ketegangan jiwa anda. Percaya deh senyum yang tulus tanpa kesan ‘terpaksa’ akan membuat wajah anda lebih bersinar. Ya, pada intinya semua memang harus anda lakukan dengan 'tulus'. Karena apa? karena kesan yang tertangkap oleh kasat mata kadang menipu. Senyum, sikap, kata-kata, perilaku, perhatian, bantuan dan bahasa tubuh masih tergolong 'outer beauty'. Artinya semua hal yang baik tersebut kadang hanya di luar saja. Banyak orang yang melakukannya hanya untuk mencapai kepentingan pribadinya. Padahal di lubuk hatinya ia tidak sebaik di luar. Istilah ngetopnya cuma 'jaim' atau 'jaga image'.

Sedangkan 'inner beauty' mengandung pengertian yang lebih dalam, lebih dari sekedar senyum ramah dan bahasa yang santun. Di baliknya ada ketulusan yang sesungguhnya, tanpa sikap dibuat-buat dan nggak ada pamrih terselubung. Tapi ingat, tetap aja penampilan fisik harus anda perhatikan. Kalau perilaku anda baik, pengetahuan dan wawasan anda oke tapi kalau anda jarang mandi, badan loyo, dan pakaian acak-acakan sama aja bohong.

So, buruan deh asah 'inner beauty' anda, en siap-siap aja menjadi sosok yang mempesona di lingkungan kantor atau di lingkungan manapun anda berada. (GCM/Astaga!)

Ciptakan Musuh Berkualitas di Kantor!


Dunia Kerja: Ciptakan Musuh Berkualitas di Kantor!


GloriaNet - Tapi pada dasarnya siapapun manusia di dunia ini nggak ada yang suka punya musuh, kecuali mereka yang punya 'kelainan jiwa'. Musuh adalah mahluk yang harus dihindarkan sejauh-jauhnya. Karena apa enaknya sih punya musuh? Justru kalau bisa, dalam hidup ini adalah mencari teman atau sahabat sebanyak-banyaknya, biar hidup lebih aman dan damai.

Tapi anehnya walaupun harus dihindari, ternyata Anda juga perlu menciptakan musuh di lingkungan kerja. Lho kok? Tunggu dulu, musuh disini tentu saja bukan musuh dalam arti negatif. Dalam pekerjaan, Anda perlu menciptakan musuh untuk mencapai tujuan. Musuh disini artinya adalah seseorang yang dapat membangkitkan semangat atau gairah Anda dalam mencapai kesuksesan.

Misalnya selama ini prestasi Anda di kantor biasa-biasa saja, sementara si A punya prestasi yang oke banget, dalam hal ini Anda boleh menganggap si A sebagai musuh. Tentu saja bukan dengan maksud membenci pribadinya habis-habisan. Tetapi anggaplah si A musuh supaya Anda terpacu untuk mengalahkan prestasinya. Jadikan musuh itu sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Tapi ingat, yang paling tepat Anda lakukan adalah menciptakan musuh yang berkualitas daripada menciptakan musuh yang sama sekali tidak penting. Tidak ada gunanya Anda memusuhi rekan kerja yang lebih keren penampilannya atau lebih bagus mobilnya. Memusuhi orang hanya karena penampilan fisiknya adalah sesuatu yang sia-sia. Anda tidak akan pernah mencapai prestasi yang lebih baik.

Dalam organisasi kerja dengan tingkat kompetitif yang tinggi, bermusuhan dengan orang-orang yang tidak berkualitas adalah suatu tindakan yang merugikan. Otak tidak akan berkembang, produktivitas pun terhambat. Pikirkan untuk mendapatkan musuh yang benar-benar berkualitas. So, mulai sekarang ciptakanlah musuh-musuh berkualitas di kantor yang dapat melecut semangat Anda mencapai prestasi. Anda setuju....? (GCM/Astaga!-tri)