Kamis, 28 Mei 2009
UPAYA MENEMUKAN KARIR TERBAIK
ARTIKEL DUNIA KERJA: UPAYA MENEMUKAN KARIR TERBAIK
SIPES_1403 - Apa karir terbaik yang pernah Anda miliki? Tanpa banyak pikir, Anda mungkin akan ingat ketika pernah mencurahkan seluruh energi dan perhatian pada pekerjaan Anda. Tapi puaskah Anda dengan semua yang Anda lakukan itu? Mungkin tidak. Ini lumrah, karena persoalan menemukan karir terbaik tak pernah lepas dari masalah psikologis yang ada pada tiap profesional.
"Keinginan memiliki karir terbaik selalu melahirkan ketidakpuasan dan hasrat untuk mendapatkan karir yang lebih baik lagi," kata Sallie Hightower, kepala konsultan dari University at Conoco Inc. Demikian ungkap Koran Tempo mengutip Career Journal.
Oleh karena itulah, gambaran mengenai karir terbaik bagi seseorang menjadi begitu penting. Akan tetapi, masalahnya, tidak semua orang bisa dengan mudah menetapkan karir terbaik bagi diri sendiri.
Kenyataan itulah yang mendorong Sallie mencoba mengemukakan sebuah rumusan mengenai karir terbaik. Rumusan itu menyebutkan bahwa karir terbaik dapat dicapai bila tiga komponen utamanya terpenuhi. Ketiga komponen itu adalah Bakat (talent/T), Organisasi (O), dan Kemauan atau gairah (passion/P) yang kemudian ditulis dalam bentuk rumusan T + O + P = Karir Terbaik.
Talent (bakat) yang dimaksudkan disini adalah kemampuan bawaan lahir dan kekuatan yang diperoleh secara alami. Karir terbaik secara tipikal tergambar pada kemampuan ini yang mendorongnya ke ketinggian baru. Dalam kasus tertentu, pengalaman karir terbaik menyebabkan Anda menemukan bakat baru.
Sementara itu, organisasi (O) menggambarkan kebutuhan organisasi perusahaan. Artinya, karir terbaik tidak sepenuhnya murni aktualisasi diri. Suka atau tidak, karir Anda juga tergantung pada organisasi. Anda tidak bisa cuek kepada kebutuhan atasan atau perusahaan Anda, sebab hal itu bisa membahayakan kemampuan Anda untuk memperoleh karir terbaik. Memang, Anda bisa jadi akan memperoleh kesenangan sementara, tetapi nyatanya, atasan Anda akan bertanya, "Apa yang telah Anda kerjakan di sini untuk saya dan perusahaan ini?"
Sallie menggambarkan, begitu kuatnya hubungan ini hingga membentuk aksioma: kontribusi mengantarkan kepuasan, bukan sebaliknya.
Sedangkan passions (gairah) sangat berhubungan dengan hati Anda. Karir terbaik terjadi ketika pekerjaan Anda terasa begitu mengasyikkan, memberikan stimulasi, memikat, menyenangkan dan bahkan memperbudak Anda tanpa terasa. Selain mengikat Anda pada level pekerjaan yang sangat dalam, Anda juga tampaknya masih akan menghabiskan energi setiba di rumah.
Model ini memang mesti lengkap diterapkan. Karir terbaik tidak akan terjadi manakala ada satu bagian yang hilang. Hal ini bisa dilihat dari tiga variasi yang menggambarkan ketidaksempurnaan itu di bawah ini.
Variasi pertama, bakat dan kebutuhan organisasi yang tidak disertai kemauan atau bgairah untuk melakukan pekerjaan, akan membuat semuanya jadi terhenti. Tingginya keterampilan dalam kaitan ini tidak lagi menjamin ketinggian jam terbang. Pada awalnya, mungkin memang menyenangkan. Akan tetapi, jika Anda mengerjakannya terlalu lama, tak akan ada lagi tantangan dalam bekerja. Perasaan yang kemudian muncul adalah kebosanan dan kehampaan. Pekerjaan Anda bisa jadi akan membuat Anda mamu memberikan kontribusi pada perusahaan, tetapi kenyataan ini tidak akan membuat Anda mengisi kembali baterei Anda.
Variasi kedua, tersedia kebutuhan organisasi dan gairah atau kemauan, tetapi tidak ada bakat. Hasilnya adalah tidak ada kompetensi. Dalam bahasa yang kasar, ini berarti bahwa ketika gairah kerja dan kebutuhan organisasi melebihi bakat Anda, maka Anda membutuhkan pengembangan keterampilan.
Tanpa adanya ketrampilan, Anda tidak akan memperoleh karir terbaik yang sudah di depan mata itu. Akan tetapi, begitu Anda meraih keahlian yang dibutuhkan, maka Anda mendapati diri Anda sedang dalam karir terbaik.
Sementara itu, variasi ketiga, yakni bakat dan kemauan tapi tanpa disertai adanya kebutuhan organisasi. Variasi ini akan menghasilkan jabatan sebagai hobi. Anda tentu tahu jenis orang yang berada dalam posisi ini. Dia berbakat super, bergairah kerja tinggi, dan kadang tidak berhubungan dengan organisasi yang dipimpinnya.
Akhirnya, apa yang dilakukan orang tersebut di atas lebih sering berada di luar konteks pekerjaan utamanya. Bagi perusahaan, sebenarnya hal ini tidak akan menguntungkan. Dia akan memiliki pengaruh buruk terhadap ritme kerja rekan kerja lainnya.
Model TOP ini agaknya layak untuk dijadikan bahan pemikiran kita bersama. Dan, ada satu hal yang sangat ditekankan Sallie Hightower yang ahli manajemen SDM ini, yakni bahwa tidak seorang pun mampu menciptakan karir terbaik untuk Anda. Jadi, persiapkanlah karir terbaik bagi diri Anda sedini mungkin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar